Prinsip dan Karakter Anarkisme

Semua ideologi adalah sama, yang penting kebersamaan dan tujuan! Iya, pada beberapa cara sesuai proporsi kita bisa sepakati pendapat ini. Lebih mendalam? Tidak bisa tanpa catatan. Pelajari sejarah, kedalaman falsafah juga arah.

Hal yang paling mudah? Bagaimana nanti di akhir, jika suatu saat revolusi (ini juga bila kalian percaya dan menapaki langkah menujunya) cara pandang dan sistem otoriterian dan libertarian bisa bertemu? Sentralisme dengan desentralisme? Anti negara dan pro negara?

Ok. Kita melangkah dari kelamnya sejarah pembantaian para Anarkis di masa lalu. Kita coba percaya. Apakah para kaum otoriterian bisa pastikan itu hanya di masalalu? Spanyol, Rusia, Rojava, bahkan di Indonesia sekalipun. Dikhianati dan dimanfaatkan adalah kesialan yang berulang dialami oleh kaum Anarkis. Lalu para tankies mengirim para anarkis ke Gulag. Saat kami mempertanyakan “Kiri Bersatu” serta menjaga prinsip juga karakter kami, isu yang dimainkan kerap sama, tundingan basi sebagai: sektarian.

Kenyataannya pada berbagai aksi kami tetap turut bersolidaritas bersama dengan tetap menjaga warna tanpa perlu melepas kemewahan kami, seragam kami. Bahkan beberapa bentuk tertentu memberi ruang setidaknya demi tujuan bersama untuk bergerak, contoh konkrit misal: sebagai afinitas lewat Antifa.

Keliaran dalam bergerak tanpa identitas adalah kecurigaan, mengambil apa yang baik dari kanan dan kirikah? Hal demikian jamak disebut sebagai: Sentrisme. Atau lebih parah lagi mencoba menciptakan mahluk dari campuran kanan-kiri beserta segala macam. Wow, inilah: Kolaborasionis. Lebih parah lagi dalam ketidakjelasan bentuk, semoga setiap dari kita terhindar menjadi: kompromis.

Kita seyogyanya teliti melihat peluang, manakala isme lain terhambat kebijakan negara, keawaman masyarakat. Selama ada celah untuk bergerak lebih di dunia terang, optimalkan! Edukasi dan propaganda konkrit secara berkarakter, sebarkan materi ide seluas dan sebanyak mungkin. Sebelum satu waktu di masa depan kita dipaksa masuk lebih dalam di bawah tanah, lewat gerilya. Namun, tentu budaya keamanan tetaplah dikedepankan. Kamu penyuka alkohol atau narkotika? Ini pro kontra dalam anarkisme, namun pastinya dalam melindungi kepentingan lainnya, janganlah sok bergaya unjuk diri sebagai pengguna, pemilik, penganjur (kecuali demi kampanye perlawanan). Isu narkotika merupakan salah satu celah mudah dalam memberangus pergerakan. Yah, terkecuali kamu sangat bodoh atau…cepu aparat, sehingga lolos kebal dari hukum negara sementara menjerumuskan kawan-kawan lain dalam kurungan.

Kembali, anarkisme jelas memicu kesadaran kritis individu menuju kelompok, oleh karena itu, kita amat menolak sebaikbaiknya untuk menipu, memanipulasi individu demi kepentingan kuasa, sebagaimana taktik para otoriterian: menggerakan dan mengumpulkan massa naif. Kita memuji otonom/kemandirian dalam berpikir dan bertindak. Jadi dalam gerak kelompok, dengarlah suara lainnya, jangan membuat jarak dengan menutup telinga lalu berjalan melangkah sendiri di depan menarik lainnya seolah seorang gembala.

Jika dalam kondisi terang, beberapa pihak menolak kebanggaan dalam propaganda nyata anarkisme. Maka, kami menganjurkan cukuplah kalian berjalan sebagai gerakan sosial lewat komunitas,intelektual, akademisi pun ormas atau aktivisme ala NGO (LSM). Ini sah, silakan. Karena sungguh sebagaimana dipahami, Anarkisme tak sebatas perubahan sementara, pragmatis. Kita memiliki arah, mimpi, perjuangan radikal yang harus ditapaki.

Lepaskan dan janganlah mendistorsi prinsip, karakter serta simbol anarkisme sebagai penarik populis, eksistensialis bila kalian ragu atasnya.

Loh, Anarkisme kan memang milik semua orang? Betul, Anarkisme adalah milik semua yang percaya, yakin dan berjalan tegap atas falsafahnya. Bukan mereka yang berjalan malumalu dan tunduk, melepaskannya demi diakui dalam kancah pergaulan elit pergerakan. Kita bukan pelopor, spontanitas kita datang lewat proses penyadaran yang berkesinambungan.

Pastinya dalam pengkubuan melawan hirarkis kekuasaan posisi kita haruslah jelas di mana dan sebagai apa. Oh, kami dengan rakyat! Membela rakyat! Jadi kamu berpikir, kamulah penolong rakyat? Penyelamat? Lebih agung? Stop, seolah menjadi bagian terpisah dari komunal. Rakyat tidaklah bodoh, bergerak bersama, mereka memiliki naluri perlawanan alami, kebebasan dan kemerdekaan berpikir serta bertindak adalah kemampuan juga kemewahan individu bebasnya.

Belum lagi, pihak yang menunding saat kolektif melakukan upaya ekonomi mengumpulkan dana pergerakan sebagai cikalbakal kapitalisme, sementara pengumpulan dana untuk pribadi disebut solidaritas, konyol. Sepertinya anda melupakan gotong royong juga moda koperasi. Namun, ini tema yang berbeda. Hanya sekadar contoh lain.

Hey, sebelum kita berpikir jauh dan sulit (butuh diskusi wacana yang terarah tuk sepakati di antara lingkar dalam) tentang kesatuan pergerakan, kesatuan kiri. Paling dekat dan riil adalah kesatuan dalam lingkar anarkis dahulu. Memungkinkah dan perlukah? bagaimana dan seperti apa? Apakah desentralis, federasi, informal, afinitas, dll sudah sangat cukup atau membutuhkan inovasi atau pengembangan lebih lewat teori dan praxis? Mari mulai dari sini.

Angkat, tegakkan dan kibarkanlah bendera hitam itu!


Posted

in

by

Tags: